XtGem Forum catalog

Tsavo lions
Pada tahun 1898, Inggris memulai
konstruksi jembatan kereta api di atas
sungai Tsavo di Kenya. Sembilan bulan
berikutnya, para pekerja kereta api yang
malang menjadi target dari dua singa
pemakan manusia. Singa ini sangat besar,
dengan ukuran panjang lebih dari tiga
meter. Pada awalnya, kedua singa
menyeret orang-orang dari tenda pekerja,
menyeret mereka ke semak-semak dan
melahap mereka di malam hari. Namun
mereka menjadi lebih menakutkan, mereka
bahkan tidak akan menyeret korban
mereka jauh dan akan memulai makan
daging mereka hanya beberapa meter dari
tenda. Ukuran mereka, keganasan dan
kelicikan mereka begitu luar biasa hingga
masyarakat pribumi banyak yang mengira
bahwa mereka bukanlah singa, melainkan
setan, atau mungkin reinkarnasi dari raja-
raja lokal kuno yang berusaha untuk
mengusir penjajah Inggris. Dua ekor singa
pemakan manusia ini berjuluk The Ghost
dan The Darkness. Pekerja begitu takut dan
ratusan dari mereka melarikan diri dari
Tsavo. Pembangunan jembatan kereta api
itu dihentikan, tidak seorang pun ingin
menjadi korban berikutnya sang “singa
setan”
Akhirnya, Chief Engineer yang bertanggung
jawab atas proyek kereta api tsb, John
Henry Patterson, memutuskan satu-
satunya solusi adalah membunuh sang
singa setan yang sangat mengganggu
proyek. Dia hampir saja terbunuh oleh si
singa, tetapi akhirnya, ia berhasil
menembak singa yg pertama pada bulan
Desember 1989, dan dua minggu
kemudian, ia berhasil menembak yang
kedua. Tercatat , singa telah membunuh
140 orang. Patterson juga menemukan
sarang sang predator ‘, sebuah gua dekat
tepi sungai Tsavo, yang berisi banyak sisa-
sisa korban manusia, serta potongan
pakaian dan ornamen. Gua ini masih ada
hari ini. Meskipun banyak tulang yang telah
diangkat, dilaporkan masih banyak tulang
yang masih berada di dalam. Beberapa ahli
baru-baru ini mengklaim bahwa singa
hanya makan sekitar 35 korban manusia .
Tapi ini bukan berarti mereka tidak
membunuh banyak orang; seperti pemakan
manusia yang lain, mereka dilaporkan
sering membunuh bahkan ketika tidak
lapar. Saat ini, sang pemakan manusia ini
(atau lebih tepatnya, boneka mereka)
dapat dilihat di Museum Field di Chicago,
dan pemerintah Kenya telah menyatakan
minatnya untuk membangun sebuah
museum yang didedikasikan sepenuhnya
untuk mereka.